Ketika Pendidik Butuh Ruang Untuk Jeda
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia Pendidikan mengalami tantangan yang semakin kompleks. Di satu sisi, pendidik dituntut untuk terus produktif, responsif, dan inovatif. Di sisi lain, mereka sering kali tidak memiliki ruang untuk menyentuh kembali akar dari profesi mereka: menjadi individu yang mampu hadir sepenuhnya untuk individu lainnya.
Di balik ruang kelas yang sibuk dan kurikulum yang padat, tersembunyi kelelahan emosional yang jarang dibicarakan. Pendidikan yang seharusnya menjadi tempat bertumbuh bersama, bergeser menjadi rutinitas administratif dan beban hasil. Dalam situasi seperti ini, muncul kebutuhan yang mendalam akan ruang aman untuk jeda sejenak dari situasi ini. Bukan hanya untuk belajar keterampilan baru, tapi untuk berhenti sejenak mendengarkan diri sendiri dan menemukan kembali motivasi dalam melakukan apa yang dilakukan.
Lokakarya Living Values Education (LVE) yang diselenggarakan oleh Yayasan Karuna Bali melalui departemen Capung Melajah pada 20 – 22 Juni 2025, hadir menjawab kerinduan itu. Selama tiga hari, empat orang peserta hadir tidak hanya untuk menerima materi, tapi untuk menyelami nilai-nilai universal yang mungkin telah lama terpendam dalam diam. Dalam lingkaran kecil yang hangat, didampingi oleh Lead Trainer LVE, Wayan Rustiasa bersama seorang fasilitator dari Yayasan Karuna Bali, setiap peserta menemukan ruang untuk terhubung kembali dengan dirinya sendiri, orang lain, dan nilai-nilai universal.

Lingkaran Kecil, Proses yang Dalam
Walaupun hanya diikuti oleh empat orang peserta, intensitas dan kedalaman lokakarya kali ini justru melampaui ekspektasi. Beberapa sesi justru menyentuh lebih dalam dibandingkan lokakarya dengan peserta lebih banyak. Lingkaran kecil ini menjadi ruang aman bagi setiap peserta untuk terbuka, berbagi, dan menyapa kembali nilai-nilai yang tertidur dalam diri selama ini.
Sesi-sesi seperti values awareness, self reflection, hingga conflict resolution membuka lapisan-lapisan dalam diri yang sebelumnya tidak tersentuh. Ada momen-momen keheningan yang penuh makna, ada air mata yang mengalir ketika peserta menyadari sesuatu yang selama ini tersimpan di dalam.
“Saya mengalami guncangan yang besar dalam diri, namun belum tahu bagaimana mengekspresikannya”
Ketika Nilai Tidak Diajarkan, Tapi Dihidupkan
Beberapa momen menyentuh terjadi dalam aktivitas nilai cinta serta saat peserta menulis surat rahasia untuk satu sama lain. Melalui aktivitas ini, mereka tidak hanya mengamati nilai yang dimiliki satu sama lain tetapi mengalaminya secara langsung. Mereka merasakan bagaimana dihargai, dikenali, dan dipahami dengan tulus melalui surat yang mereka dapatkan.

“Saat menulis surat untuk teman-teman, saya benar-benar merasa melihat keunikan mereka. Dan, saya sendiri pun merasa dilihat”
Menjadi Pendidik yang Lebih Sadar
Salah satu perubahan yang paling dalam dialami peserta adalah transformasi cara pandang terhadap peran mereka sebagai pendidik. Jika sebelumnya mereka merasa bingung, berjalan tanpa arah, atau memposisikan diri sebagai pusat pengetahuan, kini mereka mulai melihat diri sebagai bagian dari proses belajar yang setara.
Ruang Untuk Jeda itu Nyata
- Lokakarya ini bukan sekadar pelatihan, ia menjadi ruang temu dengan diri, dengan sesama, dan dengan nilai-nilai yang mungkin tenggelam ke dalam rutinitas.
- Dari ruang kecil ini, benih perubahan mulai tumbuh. Bukan dari teori, tapi dari pengalaman nyata. Para peserta pulang bukan hanya dengan sertifikat, melainkan dengan hati yang lebih sadar dan terbuka.
Jika kamu merindukan ruang untuk kembali ke dalam, untuk hadir lebih utuh sebagai pendidik, fasilitator, atau pribadi yang sedang bertumbuh, kami mengundangmu untuk bergabung dalam lokakarya LVE selanjutnya.
Informasi dan pendaftaran: Daftar di sini